Kamis, 05 September 2013

CARA MEMBUAT PUPUK NPK


CARA MEMBUAT PUPUK  NPK

Salam Tani !!

Kita ketahui bersama selain pupuk NPK harganya mahal apalagi yang tidak bersubsidi (NPK Mutiara, NPK BASF dan NPK Hydro), juga terkadan NPK bersubsidi kalau sedang kita butuhkan sulit didapatkan dikios-kios. Yah……. namanya barang bersubsidi, kadangkala dijadikan sebagai bahan permainan para pedagang. Walaupun terkadang sangat merugikan petani (barang langka dan harga diatas HET).
Artikel cara membuat pupuk NPK sendiri yang akan saya sampaikan merupakan cara menghitung/ mengkombinasi pupuk Urea, SP36 dan KCl sehingga mempunyai kandungan NPK sesuai dengan yang kita inginkan. Pupuk NPK di pasaran mempunyai kandungan berbagai macam, 15:15:15 (NPK Ponska ), 16:16:16 (NPK Mutiara), 20:10:10 (NPK Pelangi) dan lain sebagainya.

Cara membuat pupuk NPK sendiri:
  1. Kita tentukan dulu kandungan pupuk NPK yang akan kita buat. Untuk lebih mempermudah penjelasan kita contohkan akan membuat pupuk NPK sendiri dengan kandungan 20:15:10.
  2. Hitung kebutuhan pupuk NPK yang akan kita buat. Misalnya kita akan membuat 200 Kg pupuk NPK dengan kandungan 20:15:10.
  3. Kita hitung jumlah masing-masing unsur hara yang kita butuhkan. Unsur N : 20% X 200 = 40 kg. Unsur P : 15% X 200 = 30 Kg. Unsur K : 10% X 200 = 20 Kg.
  4. Kita konfersikan kebutuhan masing-masing unsur hara dengan pupuk tunggal yang telah kita persiapkan (Urea, SP36 dan KCl). Kandungan N dalam urea adalah 54% maka untuk mendapatkan N 40 Kg maka kita butuh Urea (100 : 54) X 40 = 74 Kg Urea. Untuk mendapatkan unsur P 30 Kg kita butuh SP36 (100 : 36) X 30 = 83,3 Kg SP36. Sedangkan kebutuhan unsur K sebesar 20 Kg akan kita perolaeh dari KCl (100 : 45) X 20 = 44,4 Kg.
  5. Oleh karena itu NPK dengan komposisi 20 : 15 : 10 sebanyak 200 Kg setara dengan Urea 74 Kg + SP36 83,3 Kg + KCl 44,4 Kg.
Contoh pembuatan NPK lain :
Untuk membuat Pupuk yang setara dengan 50 Kg NPK Ponska (15 : 15 : 15) maka kita butuh :
          
          Urea : ((15 : 100) X 50 Kg) X (100 : 54) = 13,8 Kg Urea
          SP36 : ((15 : 100) X 50 Kg) X (100 : 36) = 20,8 Kg SP36
          KCl : ((15 : 100) X 50 Kg) X (100 : 45) = 16,66 Kg KCl


Saya kira harga 50 Kg NPK Ponska akan lebih mahal jika dibanding dengan kombinasi 13,8 Kg Urea, 20,8 Kg Sp 36 dan 16,66 Kg KCl. Selamat mencoba !


Semoga artikel Cara Membuat Pupuk NPK Sediri ini bisa bermanfaat bagi pembaca

Kamis, 01 Agustus 2013

ANALISA USAHA TANI MELON APOLLO


Sobat, bagi yang mau coba budidaya melon apollo ini ada sedikit info tentang analisa usaha taninya, semoga bermanfaat ......
A. Biaya Produksi

     a. Biaya tetap
        - sprayer 2buah @ 350.000 untuk 3X pakai Rp. 116.000
        - mulsa plastik hitam perak 10 rol @450.000 untuk 2X pakai Rp.2.250.000
        - turus bambu yg berdiri dan sejajar 34.000 batang @250. untuk 2X pakai Rp.4.250.000
        - drum,ember dan gayung buat pengocoran
pupuk @Rp.500.000 untuk 3X pakai Rp. 116.000   Jumlah a.biaya tetap= Rp.6.732.000
 
B. Biaya variabel
     - Benih
melon Melon golden apollo @Rp.450.000 = Rp.14.000.000
     - Polibag 19.000 @ Rp.80 Rp. 1.520.000
     - Plastik penutup persemaian benih Rp. 200.000
     - Tali rafia 20 rol @Rp.12.000 Rp. 240.000
     -
Pupuk kandang/kompos 8 Ton Rp. 3.500.000
     -
Pupuk kimia disesuakan dengan kondisi lahan,ph tanah , Rata-rata 2ton -3 ton Rp.11.500.000
     - Insektisida,bakterisida,fungisida Rp. 1.500.000
     -
Pupuk organik padat dan cair,hormon Rp. 9.000.000
 
Jumlah b.biaya variabel= Rp.41.460.000
 
C. Biaya tenaga kerja
     - Pengolahan tanah dan biaya pembuatan bendengan Borongan Rp.5.000.000
     - Pengapuran dan pemberian
pupuk dasar 50 HKP @ Rp.30.000 Rp.1.500.000
     - Pemasangan mulsa dan pelubangan 50 HKP Rp.1.500.000
     - Penanaman 40 HKP Rp.1.200.000
     - Pengikatan tanaman 60 HKP Rp.1.800.000
     - Pemangkasan dan seleksi buah 50 HKP Rp.1.500.000
     - Pemupukan susulan 50 HKP Rp.1.500.000
     - Penyiangan 30 HKP RP. 900.000
     - Penyemprotan 100 HKP Rp.3.000.000
     - Panen 25 HKP Rp. 750.000   
Jumlah C. Tenaga kerja=Rp. 18.650.000
HKP = Hari Kerja
Pria

Total Biaya Produksi
   =(total A + B +C ) + biaya tak terduga 5%
   =(Rp.6.732.000 +Rp.41.460 .000+ Rp.18.650.000 ) +5%
   =Rp.66.842.000 +Rp.3.152.100
   =Rp.69.994.000

#Pendapatan dan Keuntungan#
Panen buah melon jenis sakata bisa dilakukan setelah 60 hari setelah tanam, klu dalam 1 hektar lahan ditanami 17.000 tanaman dan rata-rata buah mempunyai bobot buah 2 kg ,berarti jumlah bobot buah melon dalam 1 hektar mencapai 34.000 kg,dan kerusakan buah diperkirakan sekitar 2.500 kg.
Jumlah bobot buah yang layak jual ; 34.000 – 2.500 = 31.500 kg.
*Pendapatan = jumlah panen X harga jual
= 31.500kg X Rp.6.000/kg
= Rp.189.000.000
*Keuntungan = Pendapatan – total biaya produksi
=Rp.189.000.000 –Rp.69.994.000
=Rp.119.006.000
Analisis usaha budidaya diatas berdasarkan harga-harga di wilayah jawa tengah,th.2011,tentunya juga ada sedikit perbedaan apabila budidayanya diluar jawa tengah,bisa lebih tinggi dan bisa juga lebih rendah,smoga analisis ini bisa bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kekurangan.Terima Kasih..
Sumber : Setyadi Pramono

Selasa, 23 Juli 2013

8 HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABE

Hai sahabat .....Kali ini aku coba tuliskan 8 hama dan penyakit tanaman cabe yang sering aku temui di lahan, tentunya masih banyak hama dan penyakit  lain yang sering menggangu tanaman cabe yang belum aku sebut. Semoga ada manfaatnya dan koreksinya bila ada yang punya pengalaman tentang percabaian. Jangan lupa like -nya bro.....

Hama Tanaman Cabe:
1. Kupu Putih (Whitefly)
Gejala

Whitefly merupakan vektor dari geminivirus, tanaman yang terserang pertumbuhannya akan menjadi kerdil, helai daun menjadi kecil, keriting dan berbentuk mangkok/sendok, seringkali disertai perubahan warna menjadi kuning. Jika terserang pada tanaman muda, maka bunga tidak terbentuk dengan maksimal. Jika terinfeksi pada tanaman sedang berbunga maka bunga akan rontok.

Pengendalian
  • Pengawasan tanaman lebih intensif untuk memonitor kehadiran whitefly sejak awal.
  • Eradikasi/memusnahkan tanaman yang terinfksi.
  • Lakukan sanitasi/kebersihan lahan terutama tanaman inang whitefly seperti babadotan dan ciplukan.
  • Menanam tanaman pembatas (misalnya jagung) sejak awal
  • Aplikasi insektisida yang mengandung bahan aktif Tiamektosam, Diafentiuron, Metidation, Siromazin dan Abamectin
2. Thrips
Gejala
Kerusakan daun diamati pada bagian permukaan bawah disekitar tulang daun. Bekas tusukan thrips akan akan terlihat coklat keperakan dan kering.
Daun menjadi keriting melengkung seperti mangkok. Serangga ini akan lebih mudah dijumpai di bunga cabe.

Pengendalian
  • Memonitor secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena serangan hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot).
  • Sanitasi lahan dari gulma yang merupakan inang dari thrips
  • Aplikasi insektisida dengan bahan aktif Profenofos, Imidakloprid dan Abamectin
3. Aphids
Gejala
Serangga bersembunyi dibawah permukaan daun, menusuk dan menghisap cairan daun sehingga daun menjadi keriting dan melengkung keatas, terlihat coklat-coklat kecil kering pada sudut tulang daun. Kutu daun ini merupakan vektor dari penyakit CMV (Cucumber Mosaic Virus).

Pengendalian
  • Memonitor secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena serangan hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot).
  • Sanitasi lahan dari gulma yang merupakan inang dari Aphids
  • Aplikasi insektisida dengan bahan aktif  Deltametrin, Alfa Sipermetrin dan Abamectin
 4. Mite/ Tungau
Gejala
Serangga bertubuh agak bulat, berwarna kemarahan ini dapat diamati dengan jelas menggunakan kaca pembesar.
Kerusakan daun mudah diamati pada bagian permukaan bawah di sekitar tulang daun yang tampak bekas tusukan tungau berwarna kecoklatan dan kering, kemudian daun menjadi keriting. Daun yang terserang akan melengkung kebawah dan helian daun menjadi lebih sempit. Tungau ini merupakan vektor dari beberapa jenis virus.

Pengendalian
  • Memonitor secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena serangan hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot)  menyebar ke tanaman lain.
  • Sanitasi lahan dari gulma yang merupakan inang alternatif dari mite
  • Aplikasi insektisida dengan bahan aktif Buprovezin, Sipermetrin, Progargit, Karbosulfan dan Tetradifon
5. Layu Bakteri
Gejala
Tanaman layu mendadak, batang utama masih tampak hijau dan tegak sedangkan tangkai dan helai daun layu. Pengamatan dengan  mencelupkan potongan batang yang sakit kedalam air besih, akan terlihat masa bakteri keluar dari batang.

Pengendalian
  • Penggunaan pupuk nitrogen seimbang agar pertumbuhan tanaman tidak sukulen, bila perlu aplikasi belerang saat pengolahan tanah.
  • Sanitasi lahan harus bersih dari gulma dan pastikan tidak ada air yang menggenang.
  • Mencabut dan memusnahkan/membakar tanaman yang terserang.
  • Aplikasi bakterisida dengan bahan aktif tembaga dan mankozeb
 6. Bercak Bakteri
Gejala
Bercak pada daun diawali dengan bercak bulat kecil berwarna hitam dan terlihat basah. Serangan pada buah, bercak berwarna coklat kehitaman, jika diraba terasa cekung, kering dan mengeras. Pada batang bercak berwarna hitam kecoklatan dan memanjang.

Pengendalian
  • Penggunaan pupuk nitrogen secara berimbang
  • Melakukan sanitasi lahan dari gulma, air jangan sampai menggenang, pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat.
  • Pangkas cabang-cabang bawah untuk mengurangi kelembaban dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi
  • Aplikasi Bakterisida
7. Patek/Antrachnose
Gejala
Pada buah terlihat coklat kehitaman konsentris, buah menjadi busuk lunak. Bercak dapat berwarna orange atau hitam. Buah terserang parah menjadi busuk dan rontok. Buah muda yang terserang biasanya membusuk, namun buah yang lebih tua dapat bertahan dan biasanya bisa sampai merah.
Kelembaban dan curah hujan yang tinggi mendukung perkembanganbiakan serta penyebaran penyakit ini.

Pengendalian

  • Mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat dan melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban
  • Memonitor secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena serangan hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot)  menyebar ke tanaman lain.
  • Sanitasi lahan dari gulma, memperbaiki drainase sehingga aliran air lancar dan tidak tergenang
  • Memusnahkan tanaman/bagian tanaman baik batang, ranting, atau buah yang terserang
  • Aplikasi insektisida dengan bahan aktif Tridemorf
8. Bercak Cercospora
Gejala
Bercak kecil pada daun melingkar berwarna coklat dengan putih di bagian tengah, atau sering disebut mata kodok. Selain daun penyakit ini juga menyerang buah

Pengendalian
  • Mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat dan melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban
  • Memonitor secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena serangan hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot)  menyebar ke tanaman lain.
  • Sanitasi lahan dari gulma, memperbaiki drainase sehingga aliran air lancar dan tidak tergenang
  • Memusnahkan tanaman/bagian tanaman baik batang, ranting, atau buah yang terserang
  • Aplikasi insektisida dengan bahan aktif Tridemorf